Cimahi, Reportasenusantaranews.Com – Aksi demonstrasi mahasiswa kembali menggema di depan Gedung DPRD Kota Cimahi, Selasa (2/9/2025). Ratusan mahasiswa yang berkumpul di Alun-alun Kota Cimahi menegaskan sejumlah tuntutan yang dinilai sangat mendesak dan lahir dari kajian akademis, bukan kepentingan politik.
Dalam orasinya, mahasiswa meminta DPRD Cimahi menyampaikan aspirasi mereka ke pemerintah pusat, khususnya terkait pemisahan rancangan undang-undang yang dianggap krusial. Selain itu, aparat kepolisian juga diminta melakukan evaluasi menyeluruh atas tindakan represif yang kerap terjadi saat pengawalan aksi di berbagai daerah.
“Represivitas aparat sudah melampaui batas. Mahasiswa tidak boleh tinggal diam,” tegas salah seorang perwakilan aksi.
Selain isu nasional, massa juga menyoroti persoalan lokal. Data mereka menunjukkan, jumlah pengangguran di Cimahi mencapai 27 ribu orang, sementara warga miskin berkisar 28 ribu jiwa. Mahasiswa menilai kondisi ini menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera dijawab oleh pemerintah daerah.
Mereka menekankan, aksi kali ini berangkat dari data dan kajian lapangan. “Kami datang membawa hasil kajian, bukan kepentingan politik. Aspirasi ini lahir dari keresahan masyarakat Cimahi,” tambahnya.
Menariknya, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana hadir langsung di tengah-tengah mahasiswa. Kehadirannya disebut sebagai bentuk kepedulian dan komitmen menjaga harmoni antara pemerintah dengan masyarakat.
“Kalau saya tidak peduli, untuk apa saya hadir? Tapi karena cinta saya kepada adik-adik semua, mari kita temui bersama. Aspirasi ini harus ditindaklanjuti,” ujar Wali Kota.
Ia juga menegaskan peran penting generasi muda. Menurutnya, 60 persen kekuatan bangsa ada di tangan anak muda, termasuk di Cimahi. “Jangan remehkan potensi kalian, dari pemuda lahir gagasan besar untuk masa depan,” ucapnya.
Sejak enam bulan menjabat, Wali Kota mengklaim sudah melakukan efisiensi anggaran dengan menghapus program yang dianggap kurang berdampak, lalu mengalihkannya ke sektor prioritas: pendidikan, kesehatan, pengentasan pengangguran, dan perumahan rakyat.
Beberapa langkah yang disebutkan antara lain pembangunan sekolah baru, pembebasan biaya sekolah untuk keluarga tidak mampu, hingga rencana menggratiskan biaya sekolah menengah swasta pada tahun depan. Di bidang kesehatan, pemerintah sedang membangun rumah singgah, Puskesmas baru di Cibeureum, serta menyiapkan pengembangan RSUD Cimahi.
Terkait pengangguran yang mencapai 8,8 persen, ia menyebut ada program pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja ke perusahaan, hingga pengangkatan 1.720 honorer menjadi ASN P3K. Sedangkan dalam upaya pengentasan kemiskinan, Pemkot telah membangun ratusan rumah layak huni, menyalurkan beasiswa, serta membuka ruang bagi ekonomi kreatif dan teknologi.
“Prinsip saya sederhana: tidak sibuk pencitraan, tapi bekerja nyata. Apa pun yang bisa kami lakukan untuk masyarakat, akan terus kami perjuangkan,” pungkasnya. (Adang R. Bacuner)