Dalam keterangannya, Yus menyampaikan bahwa acara ini menjadi medium edukatif yang mengajak anak-anak untuk berpikir kreatif dan mandiri sejak dini, seiring tantangan zaman yang kian kompleks.
“Anak-anak ke depan akan bersaing di bidang teori, ekonomi, dan lainnya. Maka kreativitas adalah modal utama untuk membangun kemandirian. Lewat acara ini, kita tanamkan itu sejak sekarang,” ujarnya.Sajian Budaya Penuh WarnaAcara ini menghadirkan beragam sajian budaya khas Sunda, antara lain:Angklung massal bertajuk "Mandiri² dalam Alunan Angklung"Parade budaya anak melalui Kaulinan BarudakAksi debus anak, seni lukis langsung di tempat, hingga penampilan wayang golek dari para dalang cilikTarian dari beberapa Sanggar Tari yang ada di Kota Cimahi
Menariknya, pentas seni ini tidak hanya menampilkan maestro budaya, melainkan justru memberi ruang luas bagi para pelaku cilik.
“Kalau yang tampil hanya dalang yang sudah jadi, di mana letak edukasinya? Justru dalang ciliklah yang harus kita angkat, agar anak-anak punya rasa memiliki terhadap budayanya sendiri,” lanjut Yus.Raih Penghargaan ORI Nasional
Kreasi Budak Motekar juga mencatat sejarah dengan meraih penghargaan Rekor ORI dari Presiden Original Rekor Indonesia (ORI), Susanto. Rekor tersebut diberikan atas keberhasilan menyajikan medley seni dan budaya terbanyak dari berbagai genre mulai dari seni rupa modern, seni musik, tari, hingga kaulinan barudak dan silat anak.Presiden ORI, Susanto, memuji acara ini sebagai bentuk inovasi kebudayaan anak yang langka dan layak dicontoh secara nasional.
“Ini pertama kalinya saya melihat medley lintas seni budaya dari berbagai ranah, ada tari, musik modern, angklung, hingga seni lukis yang dibawakan oleh anak-anak dalam satu panggung. Ini luar biasa,” ujar Susanto saat menyerahkan penghargaan.Harapan untuk Masa Depan Budaya
Presiden ORI, Susanto, menutup pesannya dengan harapan agar ekosistem seni budaya semakin akrab di telinga dan hati generasi muda, tak hanya lewat seni tradisional, tapi juga seni modern yang dikemas edukatif dan komunikatif.
“Saya lihat anak-anak masih bingung saat dikenalkan seni modern. Lewat acara seperti ini, mereka mulai mengenal, memahami, bahkan bisa tampil dengan percaya diri.
Harapan saya, ke depan seni dan budaya Indonesia, khususnya Jawa Barat, bisa lebih dikenal dan dicintai oleh generasi penerus,” tutupnya.
(Adang R